Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Awan dan Rahasia

 

Langit yang cerah saja, tiba-tiba menurunkan hujan yang begitu deras. Langit yang mendung, belum tentu bisa menurunkan hujan sebanyak kemarin. Lantas hal menyenangkan apa yang selalu kau ingat saat hujan turun. Suaranya yang riuh, atau kumpulan butir-butiran air dari langit yang menggumpal di awan.

Selalu ada hal yang menyenangkan saat hujan turun. Terlebih saat dulu, saat masih punya banyak waktu untuk duduk di teras depan rumah. Terlebih masih ada bapak dan ibu. Rasanya, beban selalu berkurang. Saat diluapkan, diceritakan pada ibu.

Ibu dan kesabarannya. Jarang sekali terlihat marah. Kerap kali aku terlihat matanya. Ibu itu penyabar. Kesabarannya, tidak pernah dimiliki siapa-siapa. Aku merindukannya hari ini. Sudah lama tidak bertemu, teras kita sudah tidak saya bersih dahulu. Saat libur rajin menyapunya, Saat ibu rajin menata bunga di setiap sudutnya. Dan kita yang selalu menghabiskan waktu bersama.

Awan dan rahasianya. Selalu ada keindahan saat hujan turun. Terlebih saat ada bapak dulu. Saya ada seseorang yang selalu melindungi dengan ketegasannya. Selalu mengajari dengan cara-cara yang baik. Selalu ada orang yang bilang bahwa hidup harus ada prinsip. Bapak paling tidak suka anak perempuannya menangis. Seumur hidupku aku, melihat bapak menangis. Saat itu Bapak sedang sakit, dan itu adalah tiga hari sebelum aku kehilangannya. Rasanya ingin selalu bertanya pada Allah, kapan dia bisa bertemu langsung. Kapaan bisa dilindungi Bapak seperti dulu lagi. Bisa punya kesempatan satu kali lagi untuk bilang, aku tidak akan pernah sekuatnya.

Semoga hujan selalu turun dan terjadi pada waktunya. Selalu menghadirkan pelangi setelahnya. Dan selalu menjadi teman saat sendirian.


Posting Komentar untuk "Awan dan Rahasia"